Nama : Nuky Putri Utami
Kelas : 4 eb 13
Npm : 25209262
JURNAL
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS,
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN,
ROTASI AUDITOR, dan AUDIT
LAG TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN STUDI KASUS PERUSAHAAN TOP LOSER YANG TERDAFTAR DI BEI
ABSTRACT
Going concern indicates
the company is able to maintain its business in the long run. If there is great
doubt on the survival of the company, the auditor will issue a going-concern
audit opinion. Issuance of going-concern audit opinion will influence investor decisions.
Therefore, this study aims to examine the effect of profitability, liquidity,
company growth, auditor switch, and audit lag for company’s going-concern audit
opinion. Research design was quantitative with the hypothesis. The company
studied is a top loser company listed on the Indonesia Stock Exchange with a
period of 3 years from the year 2010-2012. The samples were selected by
purposive sampling method. Data analysis was performed using logistic
regression. The analysis showed that profitability, company growth negatively,
and auditor switch does not affect the going concern audit opinion, whereas
liquidity and audit lag affect the company's going-concern audit opinion.
Keywords : Going Concern Opinion,
Profitability, Liquidity, Company Growth, Auditor Switch, Audit Lag
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan pasti
akan melaporkan dan menerbitkan laporan keuangan sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak tersebut
adalah pihak internal dan eksternal. Salah satu pemakai laporan keuangan dari
pihak eksternal adalah investor. Laporan keuangan digunakan investor untuk
menilai kinerja satuan usaha yang akan dijadikan sebagai tempat berinvestasi.
Salah satu bahan
pertimbangan untuk menentukan investasi yang akan ditanam bagi investor ketika membuat keputusan untuk
berinvestasi adalah opini audit atas laporan keuangan yang diperoleh dari
auditor independen. Dalam melaksanakan proses audit, auditor
dituntut tidak hanya melihat sebatas pada hal-hal yang ditampakkan dalam
laporan keuangan, tetapi juga harus melihat hal-hal lain seperti masalah
eksistensi dan kontinuitas entitas sebab seluruh aktivitas atau transaksi yang
telah terjadi dan yang akan terjadi secara implisit terkandung di dalam laporan
keuangan. Oleh karena itu auditor harus mempertimbangkan secara cermat adanya
gangguan atas kelangsungan hidup suatu entitas (going concern)
untuk suatu periode, sehingga opini yang dihasilkan menjadi berkualitas
sebagai produk utama akuntan publik.
Terdapat faktor
– faktor yang mempengaruhi dikeluarkannya opini going concern oleh auditor yaitu informasi keuangan dan non
keuangan, diantaranya adalah profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan
perusahaan, rotasi auditor, dan audit lag.
TINJAUAN
PUSTAKA
Pengertian
Audit
Menurut Mulyadi (2002:11) Audit
adalah :“Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian
hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”.
Pengertian Auditor
Ditinjau
dari sudut profesi akuntan publik, auditor adalah pemeriksaan (examination) secara
objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan
tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan atau organisasi tersebut (Mulyadi, 2002).
Opini Auditor
Opini
auditor atau yang biasa disebut juga dengan pendapat auditor merupakan bagian
dari suatu laporan audit. Opini auditor menghasilakan suatu informasi mengenai
laporan keuangan sebuah entitas usaha.
Opini Auditor terdiri atas 5 jenis (Mulyadi, 2002) yaitu
:
a.
Pendapat
Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified
Opinion)
Dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa
laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal
yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
b.
Pendapat
Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified Opinion with Explanatory Language)
Dalam keadaan
tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau bahasa penjelas
yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar
tanpa pengecualian atas laporan keuangan keuangan auditan. Paragraf penjelas
dicantumkan setelah paragraf pendapat.
c.
Pendapat
Wajar dengan Pengecualian (Qualified
Opinion).
Pendapat wajar
dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara wajar laporan
keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan.
d.
Tidak
Memberikan Pendapat (Disclaimer of
Opinion)
Auditor
menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan audit yang
berlingkup memadai untuk memungkinkan auditor memberikan pendapat atas laporan
keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila ia dalam kondisi tidak independen
dalam hubungannya dengan klien.
Opini Audit Going
Concern
PSAK 30 menyatakan bahwa going concern dapat dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan
sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan.
Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi
kelangsungan hidup suatu badan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan
satuan usaha dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa melakukan
penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar secara bisnis biasa,
restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar atau kegiatan
serupa lainnya.
Profitabilitas
Profitabilitas
adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan,
total aktiva, maupun modal sendiri. Jumlah laba bersih kerap dibandingkan
dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva,
ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari
beberapa aktivitas atau investasi.
Likuiditas
Likuiditas
secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam membayar
hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo. Dalam pengertian lebih sering
digunakan likuiditas adalah sebagai kemampuan suatu perusahaan memenuhi
kewajiban – kewajiban keuangan dalam jangka pendek atau yang harus dibayar
(Munawir, 2002). Jadi
likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.
Pertumbuhan Perusahaan
Menurut (Petronela, 2004) mengemukakan bahwa perusahaan
dengan negative growth
mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan sehingga
perusahaan yang laba tidak akan mengalami kebangkrutan, karena kebangkrutan
merupakan salah satu dasar bagi auditor untik memberikan opini audit going concern maka perusahaan yang mengalami pertumbuhan perusahaan
yang negatif akan makin tinggi kecenderungan untuk menerima opini audit. Rasio pertumbuhan laba bersih
dapat digunakan untuk mengukur kemampuan auditee
dalam pertumbuhan perusahaan.
Rotasi Auditor ( Auditor Switch )
Rotasi
audit adalah peraturan perputaran auditor yang harus dilakukan oleh perusahaan,
dengan tujuan untuk menghasilkan kualitas dan menegakkan independensi auditor.
Audit
Lag
Audit
lag atau
dalam beberapa penelitian disebut sebagai audit delay didefinisikan
sebagai rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan
tahunan yang diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh
laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan
sejak tanggal tahun tutup buku, yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang
tertera di laporan auditor independen (Rachmawati, 2008).
METODE PENELITIAN
Metode
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan jenis
penelitian eksplanatoris yaitu jenis penelitian yang menggunakan data yang sama
untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis.
Objek
Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan top
loser yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dan listed dari tahun 2010-2012.
PEMBAHASAN
Sampel penelitian sebanyak 16
perusahaan. Adapun distribusi sampel dapat dilihat pengambilan sampel sebagai
berikut :
No
|
Kriteria
|
Jumlah Perusahaan
|
1.
|
Perusahaan peringkat terbawah (
Top Loser ) di BEI dan listing
selama tahun 2010-2012 di BEI
|
30
|
2.
|
Perusahaan yang tidak terdaftar
secara berturut-turut
|
( 6 )
|
3.
|
Perusahaan
yang termasuk dalam industri perbankan dan jasa keuangan lainnya
|
( 5 )
|
4.
|
Perusahaan yang tidak
menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah
|
( 3 )
|
Jumlah Sampel Akhir
|
16
|
|
Tahun Pengamatan
|
3
|
|
Jumlah Pengamatan
|
48
|
Statistik Deskriptif
Descriptive
Statistics
|
|||||
N
|
Minimum
|
Maximum
|
Mean
|
Std.
Deviation
|
|
ROA
|
48
|
-,249
|
9,556
|
,23058
|
1,376347
|
CSHR
|
48
|
,000
|
1,016
|
,21594
|
,208521
|
GROWTH
|
48
|
-388,670
|
2,706
|
-8,47498
|
56,108392
|
LA
|
48
|
59
|
606
|
92,79
|
83,350
|
Valid N (listwise)
|
48
|
Variabel profitabilitas (ROA)
mempunyai nilai minimum -0,249 dan
nilai maksimum 9,556. Dari
tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi 1,335 lebih besar dari
nilai rata-rata
0,218 , menunjukkan tingginya variasi antara nilai maksimum dan nilai minimum selama
periode pengamatan, atau dengan kata lain nilai tingkat perolehan laba antara masing-masing perusahaan berbeda jauh.
Variabel likuiditas ( Cash
Ratio ) mempunyai nilai minimum 0 dan nilai maksimumnya 1,016 . Nilai standar
deviasinya menunjukan 0,206 lebih kecil dari nilai rata-ratanya 0,209, berarti
rendahnya variasi antara nilai maksimum dan nilai minimum selama periode
pengamatan, atau dengan kata lain tingkat likuiditas perusahaan dalam kategori
baik.
Variabel pertumbuahan
perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan penjualan ( GROWTH) mempunyai
nilai minimum -388,7 dan nilai maksimum 2,706. Sedangkan nilai standar
deviasinya 54,439 lebih besar dari nilai rata-ratanya -7,961, menunjukkan tingginya variasi antara nilai maksimum dan nilai minimum selama
periode pengamatan, atau dengan kata lain tingkat pertumbuhan penjualan antara masing-masing perusahaan berbeda jauh.
Variabel audit lag memiliki
nilai minimum 59 dan nilai maksimal 606. Sedangkan nilai standar deviasinya
80,885 lebih kecil dari nilai rata-ratanya sebesar 91,94, maka menunjukan
rendahnya variasi antara nilai maksimum dan nilai minimum selama periode
pengamatan, atau dengan kata lain jarak pelaporan laporan keuangan tahunan
dengan jarak pelaporan audit independen antar satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya tidak berbeda jauh.
Untuk variabel rotasi auditor
dan opini going concern tidak dimasukkan dalam perhitungan statistik deskritif
karena kedua variabel ini merupakan skala nominal. Skala nominal merupakan
skala pegukuran kategori atau sekelompok dari suatu objek Ghozali (2006).
Menurut Ghozali (2006) statistik deskritif untuk variabel dummy adalah berdasarkan counting,
yaitu nilai modus. Modus merupakan nilai yang paling sering muncul dari
serangkaian pengamatan.
Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
|
|||
Step
|
Chi-square
|
df
|
Sig.
|
1
|
3,457
|
8
|
,903
|
Menunjukkan
hasil pengujian Hosmer and Lemeshow untuk keseluruhan tahun pengamatan
dari tahun 2010-2012 memiliki nilai signifikan
sebesar 0,903 Dengan probabilitas
signifikansi menunjukkan angka tersebut, nilai signifikansi yang diperoleh ini
jauh lebih besar dari pada 0,05 (α) 5persen, maka H0
tidak dapat ditolak (diterima). Hal ini berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya untuk
keseluruhan tahun pengamatan dari 2010-2012.
Menguji
Model Fit (Overall Model Fit Test)
dapat
dilihat nilai –2 Log Likelihood awal
untuk tahun pengamatan 2010-2013 sebesar 49,127 yang berakhir diiteration kelima, dan mengalami
penurunan hingga sebesar 45,828 pada iteration 6 di nilai –2 Log Likelihood akhir.
Perubahan
tersebut terjadi setelah masuknya beberapa variabel independen pada model
penelitian, adanya pengurangan nilai antara – 2LL awal dengan nilai –2LL pada
langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data, (Ghozali, 2006).
Penurunan nilai – 2 Log Likelihood menunjukkan
bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Menguji Determinan R2
Nilai koefisien
determinasi R2 dalam regresi logistik menggunakan versi yang
disarankan oleh Nagelkerke, sehingga
disebut dengan Nagelkerke R Square.
Pada tabel nilai R2 untuk tahun keseluruhan pengamatan dari 2010-2012 pada tabel 4.14 sebesar 0,695 atau sekitar 69,5 persen merupakan variasi opini audit going concern dapat dijelaskan dengan
variasi profitabilitas ( ROA ), likuiditas ( Cash Ratio ), pertumbuhan
perusahaan, rotasi auditor, dan audit lag.
Menguji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini untuk menguji apakah ada pengaruh variabel-variabel
independennya yaitu profitabilitas ( ROA ), likuiditas (
Cash Ratio ), pertumbuhan perusahaan, rotasi auditor, dan audit lag.terhadap opini audit going concern (GC) dengan
menggunakan hasil uji regresi binary
logistic dengan menggunakan alat bantu statistik SPSS Versi 20
Variables
in the Equation
|
|||||||
B
|
S.E.
|
Wald
|
df
|
Sig.
|
Exp(B)
|
||
Step 1a
|
X1
|
-1,744
|
1,677
|
1,083
|
1
|
,298
|
,175
|
X2
|
-20,290
|
9,473
|
4,587
|
1
|
,032
|
,000
|
|
X3
|
-,035
|
,022
|
2,407
|
1
|
,121
|
,966
|
|
X4
|
-5,424
|
5,527
|
,963
|
1
|
,326
|
,004
|
|
X5
|
,138
|
,056
|
6,126
|
1
|
,013
|
1,148
|
|
Constant
|
-9,746
|
3,878
|
6,315
|
1
|
,012
|
,000
|
|
a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5.
|
Kesimpulan
dan Saran
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa, dari kelima variabel yang telah diuji, variabel yang berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern ada
dua variabel yaitu, rasio likuidaitas (Cash Ratio) karena semakin
kecil tingkat likuiditas pada perusahaan kemungkinan besar perusahaan akan
menerima opini audit going concern dan Audit Lag Karena semakin
lama auditor melakukan proses kerja audit maka kemungkinan dikarenakan adanya
masalah atau tidak baiknya keadaan perusahaan tersebut. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh terhadap
opini audit going concern ada 3 variabel yaitu, variabel rasio profitabilitas (ROA), pertumbuhan perusahaan (GROWTH), dan Rotasi Auditor.
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan dan keterbatasan peneliti maka dapat diberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi
peneliti selanjutnya, Memasukkan variabel tambahan seperti arus kas yang
termasuk neraca dan rasio keuangan yang lain sehingga hasil penelitian akan
lebih bisa memprediksi penerbitan opini audit going concen dengan lebih tepat. Jumlah
tahun pengamatan lebih diperpanjang sehinga dapat melihat kecenderungan
trend-trend penerbitan opini audit going concern oleh auditor dalam jangka
panjang dengan tetap memperhatikan perbedaan antara periode krisis moneter
dengan periode kondisi ekonomi normal.
2. Kepada para investor dan calon
investor yang hendak melakukan investasi sebaiknya berhati-hati dalam memilih
perusahaan dan sebaiknya tidak berinvestasi pada perusahaan yang mendapat opini
audit going concern.
3. Kepada manajemen perusahaan
hendaknya dapat mengenali lebih dini tanda-tanda kebangkrutan usaha dengan
melakukan analisa terhadap laporan keuangannya sehingga dapat mengambil
kebijakan sesegera mungkin guna mengatasi masalah tersebut dan terhindar dari
penerimaan opini going concern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar