Minggu, 14 Oktober 2012

TUGAS WAJIB MINGGU 2

Prilaku Etika dalam Bisnis

1. Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, industri, perusahaan, dan juga masyarakat. 
Etika bisnis mencakup bagaimana melakukan bisnis yang adil dan taat pada hukum yang berlaku. Perusahaan yang beretika akan membentuk suatu pandangan yang baik dari mata masyarakat, sehingga membuat citra perusahaan terkenal baik dan daya saing perusahaan akan tinggi pula. Bagi perusahaan yang tidak beretika baik maka akan berimbas pada perusahaan itu sendiri, seperti adanya pemboikotan, larangan edar produk, dan bahkan larangan untuk beroperasi kembali. 
Perusahaan pun harus selalu mengingat bahwa karyawan adalah hal yang terpenting. Seluruh perusahaan mencari karyawan yang terbaik dan kemudian mempertahankannya. Kemudian untuk penerapan etikanpada karyawannya, perusahaan sebaiknya melakukan pengawasan yang dilakukan secara berkesinambungan.

2. Kesaling - tergantunagan  antara bisnis dan masyarakat
Bisnis dan masyarakat merupakan hal yang tidak mungkin terpisahkan karena masyarakat bagi bisnis adalah konsumen. Konsumen yang merupakan masyarakat luas dapat menilai setiap perusahaan yang ada. Perusahaan seharusnya memikirkan dari segi sosial selain hanya memikirkan laba yang besar dari bisnisnya. Perusahaan dapat melindungi dan meningkatkan kesejahteraan sosial. 

3. Kepedulian perilaku bisnis terhadap etika
 Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya perusahaan harus mempedulikan dalam aspek sosial selain memikirkan laba yang besar. Intinya adalah perusahaan harus memiliki tannggung jawab pula terhadap masyarakat karena dari masyarakatlah perusahaan dapat tetap berjalan. Perusahaan dapat melakukan hal-hal yang berguna bagi masyarakat sperti mengadakan pelatihan, pengembangan diri bagi para remaja, dan beasiswa.
4. Perkembangan dalam Etiika Bisnis
 Berikut perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000):
1.      Situasi DahuluPada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.2.      Masa Peralihan: tahun 1960-an ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.3.      Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.4.      Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN).5.      Etika Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun 1990-an tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
5. Etika Bisnis dan Akuntan
Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Kasus enron, xerok, merck, vivendi universal dan bebarapa kasus serupa lainnya telah membuktikan bahwa etika sangat diperlukan dalam bisnis. Tanpa etika di dalam bisnis, maka perdaganan tidak akan berfungsi dengan baik. Kita harus mengakui bahwa akuntansi adalah bisnis, dan tanggung jawab utama dari bisnis adalah memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalau hal ini dilakukan tanpa memperhatikan etika, maka hasilnya sangat merugikan. Banyak orang yang menjalankan bisnis tetapi tetap berpandangan bahwa, bisnis tidak memerlukan etika.

 sumber :
chrome://newtabhttp//www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCAQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.anneahira.com%2Fartikel-umum%2Fetika-bisnis.htm&ei=O6d6UJfVK8HQrQfG2IGwBw&usg=AFQjCNHwBQshDBuVWxUy0HeWxV4_1zUgQA 
chrome://newtabhttp//wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/perilaku-etika-dalam-bisnis/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar